Skip to main content

Posts

Proudly promoting environmentally friendly and sustainable mining

Proudly promoting environmentally friendly and sustainable mining. The three months progress on land reclamation of ex-bauxite mines without topsoil
Recent posts

Musim Mudik Telah Usai, Kembali Kampungan

Musim mudik telah usai. Pada masa-masa mudik itulah, kami orang desa, kaum udik, diperkenalkan langsung kepada gadget, mobil-mobil mewah, dialek-dialek aneh, yang biasanya hanya kami lihat di televisi. Agak aneh juga melihat suasana lebaran di kampung yang udik ini. Orang-orang saling bersalaman, berjabat tangan dengan tangan kanan, dan tangan kiri memegang handphone. Anak-anak desa, para pemuda kampung kini tidak bisa lagi bercengkrama sepuasnya. Mereka harus sesekali melirik saudara, keluarga, dan kerabat lainnya yang asik menatap gawainya masing-masing. Seolah-olah para pemudik itu sedang menunjukkan simbol kemajuan dan kemapanan, kekinian kata orang-orang ibu kota. Saat-saat seperti itulah orang-orang desa benar-benar merasa kampungan, ketinggalan jaman. Sterotyping yang turut disebarkan melalui sinetron-sinetron. Sekarang, musim itu telah usai. Para pemudik telah kembali ke kota, tempat segala kemajuan, kemapanan dan kekinian itu. Mudah-mudahan mudik kali ini bisa membawa

Karena Setiap Teman adalah Spesial

Seperti biasa, HP menjadi lebih sering mengirimkan notifikasi pesan masuk menjelang dan pada saat hari raya. Hari raya telah menjadi momen yang sangat baik untuk saling bersilaturrahmi. Terima kasih atas kemajuan teknologi yang telah sangat membantu umat manusia untuk saling menyapa di hari-hari spesial, walaupun jarak memisahkan secara fisik. Ada banyak sekali ucapan menarik dan kata-kata bijaksana mengalir dari satu HP ke HP yang lain. Bahasanya pun macam-macam, mulai dari bahasa Indonesia, Inggris dan bahkan bahasa daerah. Adapula yang bertuliskan ayat-ayat suci, atau sekedar gambar yang bertuliskan kalimat-kalimat ucapan selamat hari raya dan permintaan maaf lahir dan batin. Bahkan yang cukup membuat saya takjub adalah rangkaian tanda baca yang kombinasinya menggambarkan ilustrasi tempat ibadah. Luar biasa kecanggihan teknologi, membuat komunikasi lebih mudah dan ekspresif. Saya sendiri menerima cukup banyak pesan-pesan seperti itu. Dari saudara, kerabat dan handai taulan. B

Instrumen Ekonomi Lingkungan Hidup dalam Industri Pertambangan

Satu hal yang masih jarang dibahas oleh kalangan industri pertambangan adalah kebijakan Instrumen Ekonomi Lingkungan Hidup yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2017. Dalam konteks tata kelola mineral, PP Ini menarik setidaknya karena beberapa hal. Pertama, adanya upaya serius untuk mengubah pola pikir para pemangku kepentingan dalam melakukan kegiatan ekonomi dengan menimbang aspek lingkungan hidup sebagai salah satu instrument penting pembangunan. Seperti diketahui, sifat asli industri pertambangan adalah proses memindahkan tanah dan batuan secara signifikan, mengubah bentang alam secara dramatis, serta menghasilkan limbah dalam jumlah yang besar (Kirsch, S., 2010., Lins, C., & Horwitz, E., 2007). Proses ini memiliki konsekuensi lingkungan hidup yang tidak kecil. Bagaimanapun, ada banyak pemangku kepentingan yang terlibat dalam kegiatan industri pertambangan, mulai dari perusahaan, pemerintah dari berbagai level, masyarakat lokal, serta lembaga-lembaga lainnya.

Perlindungan Lingkungan Hidup di Industri Pertambangan

Setiap tanggal 5 Juni, dunia memperingati hari lingkungan hidup. Bagi industri pertambangan, peringatan hari lingkungan hidup terasa begitu spesial karena sering dianggap sebagai biang kerok kerusakan lingkungan yang begitu masif. Namun, di sisi lain menambang harus tetap dilakukan. Kebutuhan akan energi dan terutama mineral terus meningkat, dan menambang adalah satu-satunya cara yang bisa memenuhi kebutuhan tersebut secara luas dan realistis. Setidaknya, belum ada teknologi daur ulang yang mampu menghasilkan besi, tembaga, emas dan nikel hingga hari ini, sebanyak jika kita menambangnya. Pada sektor energi, data International Energy Agency menujukkan sumber-sumber fosil masih mendominasi suplai bahkan untuk negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jerman dan Jepang di angka lebih dari 50% setidaknya hingga tahun 2016. Indonesia sendiri hingga saat ini masih mengandalkan fosil sebagai sumber energi hingga 95% dari kebutuhan nasional. Energi fosil juga hanya bisa disediakan melalui

Industri Kebencian

Kejadian pengemboman beruntun di Surabaya kemarin akhirnya menjadi pemicu saya menuliskan tentang ini, topik yang sebenarnya sudah lama sama ingin saya curahkan. Pada dasarnya, kebencian adalah sifat manusia yang seumur peradaban. Tempatnya pun sangat dekat, berada di hati yang paling dalam, di relung yang sama dengan cinta. Mungkin hanya bersebelahan bilik saja. Namun kebencian baru menjadi industri terutama tahun-tahun belakangan ini, mungkin karena teknologi yang membuat biaya produksinya ini sangat murah. Bagi yang tidak punya smartphone, bisa sekedar meminjam punya kawan. Kita tinggal pencet tombol, lalu konten-konten hasutan dan kebencian langsung beredar ke mana-mana. Kurang dari 1 menit, trada...kita sudah bisa jadi bagian dari rantai industri kebencian. Industri kebencian juga sangat berkembang karena produsennya bisa siapa saja dan segmen pasarnya sangat luas. Hampir semua manusia di bumi ini berpotensi membenci, menjadikan industri ini memiliki produsen potensial s

Essay LPDP: Peranku untuk Indonesia

Memaksimalkan Kontribusi Sumberdaya Alam Bagi Pembangunan Nasional – sebuah Peran Untuk Indonesia Indonesia my lovely country Where we were born and live now My country of the thousand islands And a million rivers everywhere ... Cuplikan lirik lagu dari Panbers dengan judul “Indonesia My Lovely Country” yang populer di tahun 1970an ini adalah gambaran kecintaan alamiah seorang anak bangsa yang dituangkan dengan sangat romantis dalam sebuah lagu. Sebuah sentimen yang mampu menggerakkan energi untuk terus berkarya, memainkan peran masing-masing kepada negeri kita yang tercinta ini, Indonesia. Setelah lulus SMA di Makassar tahun 2001, saya merantau ke Yogyakarta untuk menempuh pendidikan tinggi. Berbekal informasi yang sangat terbatas, saya mengikuti tes dan diterima di dua universitas yang berbeda, Jurusan Ilmu Pemerintahan di Universitas Gadjah Mada, dan Jurusan Teknik Pertambangan di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta. Dalam kebingungan saya memutuskan m

Essay Seleksi LPDP: Sukses Terbesar Dalam Hidupku

Sukses Terbesar Dalam Hidupku Sebuah Pencapaian, Sebuah Perspektif Memutuskan untuk besekolah lagi ke jenjang S2 bukanlah pilihan yang mudah buat saya waktu itu. Usia pernikahan yang baru beberapa bulan serta tidak menemukan peluang beasiswa untuk jurusan yang saya inginkan merupakan tantangannya. Permasalahannya adalah biaya besar yang harus disediakan di depan dalam bentuk tabungan bank di negara tersebut. Setelah mengkalkulasi saldo dari buku-buku rekening saya menemukan nilai rupiah yang cukup untuk memenuhi batas minimum yang disyaratkan. Hasil diskusi dengan istri membulatkan tekad saya untuk berangkat dengan biaya sendiri. Saya berjanji untuk berhemat selama di sana, berusaha mencari pekerjaan sambilan, dan secara berkala mengirimkan uang kembali ke Indonesia untuk keperluan sehari-harinya. Begitulah rencananya. Pada puasa ramadhan September 2009, berangkatlah saya dengan meningkalkan istri yang tengah hamil, menempuh jarak lebih dari 10 ribu kilometer seorang diri den

Sok Tahu Beasiswa LPDP

Iya, benar, tulisan ini memang berjudul Sok Tahu Beasiswa LPDP. Tidak ada yang salah dengan mata Anda. Saya pun secara sadar 100% menuliskannya. Tulisan ini menanggapi diskusi yang ramai beredar di grup WA mengenai daftar kampus luar negeri yang menjadi tujuan penerima beasiswa LPDP 2018. Permasalahannya adalah kampus luar negeri yang menjadi tujuan penerima beasiswa LPDP tahun 2018 ini (dan mungkin setelahnya) banyak berubah dari yang sebelumnya, lebih tepatnya banyak berkurang. Untuk beasiswa reguler, pilihan berkurang lebih dari setengahnya, itupun dengan jurusan atau program studi yang juga sudah ditentukan. Namun, untuk beasiswa afirmasi, pilihan masih sangat beragam bebas memilih jurusan apa saja pada daftar kampus yang telah ditentukan tersebut. Ada banyak pertanyaan dan keluhan tentang ini. Misalnya "kok kampus A nggak ada jurusan X, padahal jurusan ini bagus dan hanya orang-orang pintar yang bisa masuk, syaratnya saja IELTS harus 9." Komentar lain muncul "a

Bulan Bersinar dari Timur

Sebut saja Bulan, pastinya bukan nama sebenarnya. Namun, dia memiliki kemiripan dengan bulan, bersinar di malam hari. Ketika matahari mulai terbenam, seperti halnya bulan, Bulan pun terbit dengan manisnya. Namun, ketika matahari sudah terbit di pagi hari, dan bulan sudah terbenam, Bulan masih saja bersinar dengan keceriaannya yang sangat menggemaskan. Seperti kanak-kanak, Bulan selalu tersenyum dan tertawa. Indah sekali. Asalnya dari Jawa Barat. Di bawah sinar lampu yang temaram, dia menyebutkan sebuah daerah yang tidak terlalu asing di telingaku. Sebelum akhirnya sampai di tanah ini, dulunya ia bekerja di Lampung. “Capek bang” kata dia, memberi alasan mengapa dia berhenti di sana dan memilih kehidupan baru di Papua. “Di sana kami harus bekerja sampai jam 4 pagi setiap hari. Di sini lebih enak, cukup sampai jam 1 pagi. Aku jadi punya waktu istirahat yang cukup”. Aku meminta dia berkisah lebih banyak. “Aku hamil waktu masih SMA, dan pacarku tidak mau bertanggung jawab.

Gadis Cantik di Pesawat (Bacaan Kaum Intelektual)

Kali ini aku kembali ke kebiasaan lama, mematikan HP sebelum naik pesawat. Kesalahan yang dulu tidak akan aku ulangi lagi. orang saleh tidak mengulangi kesalahan yang sama. Dengan langkah pasti aku menuju kursi nomor 11C. Langkahku semakin tegap, ketika dari jauh sudah melihat indikasi menarik dari posisi ini, disebelahnya ada seorang wanita cantik. Aku berpikir, mungkin ini hadiah bagi orang yang selalu memperbaiki diri. Sayangnya, dialektika di warung kopi semalam masih menyisakan kantuk hingga siang ini. Alhasil, mataku langsung terpejam, di sebelah wanita cantik itu tentunya. Masih mengantuk rasanya ketika aku memaksa membuka mata, tidak ingin melewatkan pesona si wanita. Ekor mataku menangkap cewek ini benar-benar cantik. Kulitnya halus mulus, cerah dan nyaris transparan mungkin. Sontak aku membayangkan, sekiranya gadis ini minum kopi pastilah alirannya yang hitam itu akan tampak melewati tenggorokannya dengan jelas, saking beningnya dia. Eksplorasi visualku kemudian t

Orang Bodoh di Pesawat

Perjalananku kali ini tampak sedikit berbeda, mungkin karena keinginan untuk menuangkan isi kepala dalam bentuk tulisan. Sejak di ruang tunggu, aku sudah mulai membuka laptop dan menggerak-gerakkan jemari. Tulisan pertama hampir selesai ketika panggilan untuk naik pesawat diumumkan. Saat tanda sabuk pengaman dimatikan, yang mengindikasikan pesawat sudah dalam posisi terbang stabil, aku meraih laptop lagi, menyelesaikan tulisan pertama dan langsung lanjut ke tulisan yang kedua. Maklum, gagasannya sudah di ujung jidat. Tidak lama kemudian, jreng..tulisan kedua selesai, sesaat sebelum suara merdu seorang pramugari mengumumkan bahwa pesawat beberapa saat lagi akan mendarat dan semua peralatan elektronik harus dimatikan. Kemudian, saat seluruh jiwa dan raga bersiap-siap untuk mendarat, terdengarlah sebuah deringan telpon entah dari mana. Inilah bagian yang aku paling tidak suka, seorang bodoh yang tidak mematikan HP di pesawat. Bukan karena aku sok menaati aturan, tapi kalau ada a

Usia Dewasa

Ada banyak cara menentukan usia dewasa seseorang. Namun buat saya, menentukan usia dewasa tampaknya cukup sederhana, yaitu ketika seseorang sudah bisa mengurus urusannya sendiri, tanpa harus diantar orang tuanya. Konon katanya, dulu ayah saya mengurus sekolahnya sendiri sejak SMP. Mendaftar sendiri, pulang-pergi juga sendiri. Bahkan, beliau berkebun dan menggembala kambing sendiri sejak usia SD kelas sekian. Beberapa dekade setelahnya, saya juga mengurus sekolah sendiri, tapi sejak masa SMA. Mendaftar sendiri, pulang-pergi tanpa diantar. Itulah usia dewasa kami, mungkin bisa dikatakan rata-rata orang Indonesia saat itu. Namun, entah sejak kapan mulai terjadi, belakangan ini saya tampaknya semakin sering melihat anak-anak kuliah yang bukan hanya diantar oleh orang tuanya mendaftar, tapi sampai didampingi pada saat ospek, atau apapun namanya itu. Anak-anaknya jongkok dengan segala atributnya, para orang tua juga jongkok dengan segudang logistik hanya sepelemparan batu jarakny